Nabi Shallallah ‘Alaihi Wasallam pernah berpesan kepada Ibnu Abbas Radhiyallahu ‘Anhuma, “Idza sa’alta fas’alillah wa idza ista’anta fasta’in billah” (kalau engkau meminta, mintalah kepada Allah; kalau engkau memohon pertolongan, mohonlah kepada Allah). [HR. At Tirmidzi, disebut dalam Arbain An Nawawiyah, hadits no. 19]. Dari hadist di atas kita bisa mengetahui bahwa pentingnya untuk selalu berdoa kepada Allah. Ada satu kisah inspirasi tentang orang yang berbisnis dengan Allah hingga dia menjadi karyawan-nya Allah. Dia adalah IR.Sholah Athiyah Allahu yarham, bersama dengan delapan orang rekannya.

Mari kita simak kisah nya yang Berbisnis Dengan Allah, menyejukkan dan menginspirasi hati ini!

Di sebuah kota kecil bernama Tafahna Al Asyrof,

Hiduplah seorang pemuda bernama Ir Sholah Althiyah, di kota kecil yang tenang ini, yang kini telah berubah menjadi kota terkenal di Mesir. Berdasarkan pernyataan Syekh DR Mustafa Dasuki Kasbah, Ahli Wakaf dari Universitas al-Azhar Di Mesir, ada sebuah kota kecil bernama Tafahna Al Asyrof. Kota ini adalah kota kecil yang tenang.
Namun atas perjuangan seseorang bernama Sholah Athiyah kota ini menjadi salah satu kota terkenal di Mesir. Sholah Athiyah adalah seorang pemuda miskin dari kota itu. Bahkan ketika dia kuliah, dia hanya memiliki satu celana panjang untuk digunakan. Ia belajar di salah satu universitas di Mesir  jurusan pertanian. Setelah itu, ia dan delapan rekannya sepakat untuk memulai bisnis unggas dan perkebunan.
Mereka mulai mengumpulkan uang sebagai modal masing-masing dengan menjual apapun yang mereka miliki. Termasuk uang hasil penjualan perhiasan istri istri hingga meminjam kepada kerabat. Dan akhirnya uang yang sedikit demi sedikit berhasil mereka kumpulkan. Kemudian mereka berpikir, bagaimana jika ada tambahan partner untuk memperkuat bisnis mereka. Yaitu pasangan yang ke-10.
Jadi mereka mencari ‘mitra kesepuluh’. Tapi siapa pasangan yang ke-10? Kemudian Ir. Sholah Athiyah memberikan usulan satu nama sebagai pasangan kesepuluhnya, yaitu Allah Subhanahu wa ta'ala. Dan Allah akan menerima 10% dari keuntungan bisnis mereka. Dengan perjanjian bahwa Allah yang akan memberikan perlindungan, pemeliharaan & perawatan dari segala wabah penyakit kepada unggas dan perkebunan mereka.
Kemudian, mereka membuat surat perjanjian di bawah Notaris lengkap dengan segala klausulnya. Termasuk mengikutsertakan Allah sebagai mitra sekutu ke-sepuluhnya. Secara tak terduga, usaha rintisannya langsung meroket dalam waktu setahun. Kemudian mereka sepakat lagi untuk meningkatkan persentase keuntungan kepada mitra kesepuluh mereka sebesar 20% lalu pada tahun berikutnya dan terus hingga akhirnya pada tahun berikutnya menembus hingga 50%.

Lalu mereka berpikir bagaimana cara mengalokasikan keuntungan 50%?

Jadi, Mereka membangun sekolah untuk anak laki-laki dan perempuan dari tingkat SD sampai SMA Namun, karena keuntungan bisnis semakin maju. Di bangunlah Baitul Maal di kota kecil itu.
Selanjutnya, Ir Sholah Athiyah dan kawan-kawan mengajukan izin untuk mendirikan universitas di kota nya. Ketiadaan sarana dan prasarana yang memadai menyebabkan penolakan terhadap pengajuan tersebut. Akhirnya, mereka mengusulkan pembangunan universitas lengkap dengan jalur kereta api, kereta api dan stasiun dengan biaya sendiri dan mandiri. Dan ini akhirnya disetujui.
Akhirnya, untuk pertama kalinya, universitas pertama di kota kecil ini didirikan. Selanjutnya didirikan universitas-universitas berikut ditambah asrama untuk mahasiswi yang berjumlah lebih dari seribu kamar.

Mereka membangun Baitul Maal kedua, sehingga berhasil menghilangkan kemiskinan di kota itu.
Setiap panen, seluruh kota diberikan sayuran secara gratis. Pemuda pengangguran didorong untuk aktif mengikuti pelatihan pertanian, sehingga mereka dapat menjadi petani yang tangguh dan produktif, bahkan mampu mengekspor hasil panennya.

Dan pada puncaknya, Ir Sholah menyerahkan 100% keuntungan usahanya kepada Allah SWT sebagai partner ke-10. Ia gratiskan tiket kereta api menuju tahfana, ia putarkan dana sebanyak-banyaknya pada lembaga ilmu yang telah ia bangun, gaji untuk para jajaran guru, uang saku untuk mahasiswa (terkhusus mahasiswa asing), biaya perbaikan hingga renovasi dengan hanya berharap agar Allah terus membuatnya butuh kepada-Nya.

Dan dia berubah menjadi “karyawan” untuk pasangannya yang ke-10. Dan dia juga mau menerima gajinya dengan syarat Tuhannya, sehingga dia diberi keyakinan bahwa dia hanya membutuhkan dan meminta kepada-Nya saja. Jutaan orang Mesir turut mengantar kepergiannya.
Kisah Ir Sholah Dari Mesir ini bisa menjadi inspirasi dan motivasi untuk kita. Beliau adalah sosok pahlawan dermawan para pelajar, pengganguran dan desa-desa kecil. Yang kemudian setelah Beliau mendapatkan kemapanan justru ia sedekahkan.
Dari kisah Ir Sholah Athiyah ini kita bisa belajar bahwa dengan memperlibatkan Allah dalam setiap usaha yang kita lakukan tidak akan menjadi sia-sia.

Dalam QS. Ali 'Imran Ayat 160

اِنْ يَّنْصُرْكُمُ اللّٰهُ فَلَا غَالِبَ لَكُمْ ۚ وَاِنْ يَّخْذُلْكُمْ فَمَنْ ذَا الَّذِيْ يَنْصُرُكُمْ مِّنْۢ بَعْدِهٖ ۗ وَعَلَى اللّٰهِ فَلْيَتَوَكَّلِ الْمُؤْمِنُوْنَ

Jika Allah menolong kamu, maka tidak ada yang dapat mengalahkanmu, tetapi jika Allah membiarkan kamu (tidak memberi pertolongan), maka siapa yang dapat menolongmu setelah itu? Karena itu, hendaklah kepada Allah saja orang-orang mukmin bertawakal.Maka dari itu sebaiknya kita selalu memperlibatkan Allah SWT dalam segala urusan kita dan selalu yakin tanpa ragu bahwa Allah Subhanahu wa ta'ala, pasti akan selalu menolong kita. Wallahu a'lam bishawab

Terimah kasih telah membaca, Barakallah fiikum.